Cermin lampau

Nak, tahukan kamu kisah Muhammad bin Sirin? Duduk dan dengarlah

Di usia remaja, ia tidak sibuk menghabiskan waktu pada perbuatan sia-sia. Ia menyerap ilmu-ilmu agama dari para tabiin. Saat dewasa ia berdagang, tapi ia tetap ibadah, belajar dan mengajar. Kamu punya cita-cita? Kamu ingin jadi pilot? Jadilah apapun yg kamu inginkan, tapi ilmu agama tetap harus kamu kuasai, kenapa? Iman yg kuat akan tumbuh dr ilmu. Iman tanpa ilmu bagaikan kita menanam pohon tanpa tanah

Muhammad bin Sirin, di pasar saja ia tetap mengingatkan orang-orang tentang hari akhirat. Walaupun kita sedang berikhtiar di dunia, bukan berarti kita melupakan akhirat karena di sanalah tempat yg kekal. Dunia hanya sementara. Kita tidak akan tahu kapan akan berpulang, kamu yg masih muda sekali pun jangan menganggap bahwa masa mudamu masih panjang. Gimana? Udah siap bekal untuk berpulang?

Dunia ini bukan hanya dipenuhi oleh orang-orang baik, Nak. Kamu butuh iman dan ilmu utk menghadapinya. Muhammad bin Sirin pernah menemukan org yg berdusta dan mengaku bahwa dirinya berhutang sebanyak dua dirham. Walaupun nominalnya tidak besar, ia tetap tidak membayar. Ia sampai bersumpah. Kenapa? Alasannya adalah ia hanya tidak ingin org yg berdusta tersebut memakan uang haram karena ia tahu bahwa uang itu benar-benar haram baginya. MasyaAllah... semoga kita dijauhkan dari harta yg haram

By syarah di kuliah subuh Radio Baiturrahman dan https://kisahmuslim.com/2818-tokoh-tabiin-muhammad-bin-sirin.html

#sirahnabawiyah 
#alkisah 
#selfreminder 
#jasmerah 

#30/10/2018

Ig @lsundana

Warna Hidup

Putih tetaplah putih

Hitam tetaplah hitam 
Abu bukanlah putih 
Hitam bukanlah abu

Ketika abu menyatu dengan hitam 
Hitam yang terlihat
Ketika abu bermain dengan putih 
Akankah ia tetap sebagai abu? 

Bermainlah dengan warna yang kau suka 
Pertanyaannya adalah adakah yang suka diperlakukan tidak baik? 
Tak perlu kau jawab 
Aku tahu
Putih; itu kamu

Bandung, 15-04-2018


Dgn mahkota berkarat dan ambisi yg menyala, ia dgn mudah menunjuk dan mengatakan semuanya bersandiwara spt raja. Setelah kau menebar pecahan kaca dan paku, lalu menyuruhku berjalan di atasnya.Tolong, jgn suruh aku untuk berjalan sendiri!

Kepada penguasa zalim

8 Juni 2014

Safir yang kukenal mulai rapuh. Tampak lubang-lubang kecil mulai membesar hingga menjadikannya remuk- hilang. Aku kembali bertanya. Kemana safir lainnya?
Merekakah para musafir yang haus akan kasih?
Bukan!
Merekakah para safir jalanan yang mengais sampah di jalanan?
Bukan!

Hening.
Hanya ada kilauan biru yang terbias dari sudut ruang.
Safirku.

9 Juni 2014

Imagine

Bayangkan ketika kamu menjadi sepotong kata. Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau. Mengasihi, membelai, melenakan bahkan yang lebih keji adalah membunuh. -Lien, 26 Agustus 2014-

Perihal cermin

Berdasarkan cerita leluhur. Makhluk halus atau ruh yang baru saja berpisah dari jasadnya sangat senang pada benda yang bernama cermin. Setiap ruh itu menyempatkan waktunya berjalan-jalan menyusuri rumah demi rumah untuk mendapatkan cermin. Di depan cermin, mereka melihat air mukanya yang terus berubah saban waktu. Celakanya, aku lupa membalikkan cerminku.

Embun mulai hilang terbakar matahari. Aku harus bergegas ke upacara pemakaman hari ini. Usai mandi aku berganti pakaian dan duduk di depan meja rias. Kusisir rambutku yang lurus dan hitam. Aku diam seketika, bayanganku tak tampak di cermin itu. Kupegangi wajahku yang putih dan mulus. Tak ada bayangan. Kemana wajahku? Cermin ini? 

continue..

Lien, 12 Februari 2014



Ruang Rindu Aku dan Wanita Penjaga

      Aku ingat betul waktu itu. Aku begitu akrab dengan seorang wanita penjaga perpustakaan. Mungkin kamu mengenalinya. Setiap jam istirahat tiba, aku selalu menemaninya di antara buku-buku tua. Aku selalu nyaman di ruangan sepi itu. Sebenarnya tak banyak bacaan yang kusuka di sana tapi hatiku selalu mengharuskan diri untuk hadir di ruangan itu. Ruangan rindu antara aku dan wanita penjaga.


"20 Maret 2014, bersama Mz. NH"

Diberdayakan oleh Blogger.

Nan Lon Lina Sundana!